Skip to main content

Karakteristik Islam UIN Ar-raniry Banda Aceh



KARAKTERISTIK ISLAM
M. AZIZ AL GHIFARY
SITI HARYATI
MARDHIAH
SALMA HAYATI S. Ag, M.Ag


Kata kunci : Karakteristik islam dalam bidang aqidah,ibadah,sosial,pendidikan,dan ilmu pengetahuan.


BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai agama yang diridhai Allah SWT, islam mempunyai banyak sejarah dan cerita yang panjang tentang perkembangannya. Kehadiran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalam agama islam terdapat petunjuk yang akan mengarahkan manusia bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi kehidupannya secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk itu sendiri terdapat di dalam Al-Quran dan hadits.
Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas. Maka dari itu kami disini akan mengkaji secara rinci mengenai karakteristik islam.
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu..”
(QS.Al-Maidah (5) : 3).


BAB II
KARAKTERISTIK ISLAM

Karakteristik islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan berdasarkan alquran dan hadits dalam berbagai bidang aqidah, ibadah, sosial, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, yang mana karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran islam yaitu alquran dan hadits. Karakteristik islam ini akan berpengaruh dalam aspek-aspek sumber kehidupan umat islam untuk sepanjang masa. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran islam sperti keimanan,akal pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai ilmu. Dalam alquran yang merupakan sumber ajaran islam, misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.
Dari berbagai sunber kepustakaan tentang islam ditulis para tokoh dapat diketahui bahwa islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, misalnya agama, aqidah, sosial, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain serta islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Dalam kenyataannya juga bahwa setiap sisi dari islam itu senantiasa memancarkan cahaya yang terang dan petunjuk ke jalan yang lurus.
A.     Makna Universal Islam
Islam adalah agama Universal yang ajarannya ditujukan bagi umat manusia secara keseluruhan. Inti ajarannya selain memerintahkan penegakan keadilan dan Eliminasi kezaliman, juga meletakkan pilar-pilar perdamaian yang diiringi dengan himbauan kepada umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa memandang perbedaan ras, suku, bangsa dan agama, karna manusia pada awalnya berasal dari asal yang sama. Firman Allah : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang sama” (Surat An-nisak, ayat 1).
Universalisme islam terintegritas dan terkodifikasi dalam aqidah, syariah, dan akhlak. Antara satu dan yang lainnya terdapat hubungan yang saling berkaitan dan kesemuanya berfokus serta menuju pada ke Esaan Allah. Ajaran tauhid inilah yang menjadi inti, awal, dan akhir dari seluruh ajaran islam. Di samping itu Islam merupakan hukum atau Undang Undang ( syariah) yang mengatur tata cara manusia dalam berhubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia.  Aspek Syariah ini di sosialisasikan oleh aspek akhlak yang meliputi cara, tata kelakuan, dan kebiasaan dalam berinteraksi dalam hubungan keluarga, tetangga, ekonomi, politik, dan sebagainya. Aspek tersebut bersumber pada Al-quran dan Sunah Rasul. Kemudian dilakukan ijtihad untuk menetapkan hukum bagi persoalan-persoalan yang tidak terdapat secara eksplisit dalam Al-quran dan sunah Rasul, sebagai hasil ketetapan para ulama yang dikodifikasi dalam ilmu Fiqih.[1]
Ajaran islam sifatnya menyeluruh untuk kesejahteaan hidup seluruh umat manusia. Umat islam wajib mematuhi seluruh ajaran islam tersebut, sebagai konsekuensi keimanan dan keislamannya. Contoh keuniversalan islam antara lain tercermin dari ilmu ilmu yang dikembangkan para ulama islam di zaman klasik (abad VIII-XIII M) mereka tidak hanya mengembangkan ilmu ilmu seperti tafsir, hadist, fiqih, tauhid, dan tasawuf, tetapi juga mengembangkan ilmu ilmu keduniaan seperti ilmu kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan sebagainya.
Tidak heran , jika seorang orientalis kondang, H.A.R Gibb, mengatakan, “islam is indeed much more than  a system of teology, it is a complete civilization” (islam benar-benar lebih dari sekadar  sebuah sistem keTuhanan, ia adalah sebuah peradaban yang lengkap). Hal demikian dikemukakan seorang pengamat Barat, G.H.Jansen. Menurutnya, islam bukanlah sekedar agama, tetapi suatu cara hidup total mencakup agamawi dan duniawi. Islam itu suatu sistem keyakinan dan sistem peribadatan. Ia adalah suatu sistem hukum yang luas dan menyeluruh.[2]
B.      Sifat dasar Ajaran Islam
 Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berbeda dengan ajaran agama lainnya yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.[3]
Sifat dasar Islam antara lain:
a.       Kesederhanaan, rasionalitas, dan praktis

Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana dan dapat dipahami. Didalamnya tidak pernah ada tempat bagi keberhalaan dan keyainan yang tidak rasional. Ajaran Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran. Islam merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta mendorong pemakaian intelek..
Ajarannya bersifat dan langsung yaitu setiap manusia dimungkinkan untuk memahami kitab Allah SWT secara langsung dan menerapkan ketentuan yang ada dalam kehidupan praktis. Sehingga jelaslah bahwa Islam merupakan agama yanng praktis dan tidak memperbolehkan manusia berpuas diri dalam kekosongan (kesia-siaan).

b.      Kesatuan antara materi dan rohan

Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam tidak memisahkan secara yang material dengan yang moral, yang duniawi dengan yang ukhrawi, dan mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral yang sehat. dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan moral dan materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun dengan ideologi materialistik yang dapat mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.

c.       Sebuah cara hidup yang lengkap

Islam mempunyai cara hidup yang lengkap yang melingkupi seluruh aspek eksistensi kehidupan manusia. Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik pribadi dam sosial, material dan moral, ekonomi dan politik,, legal dan kultural, serta nasional dan internasional. Al-Qur’an mengajak manusia agar memeluk Islam tanpa keraguan dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam segala aspek kehidupan.

d.      Keseimbangan antara pribadi dan masyarakat

Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan antara individualisme dan kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan secara selaras dan sebaik-baiknya.




e.       Universalitas dan Humanisme

Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, menghendaki perdamaiaan dan persatuan umat.

f.       Keajegan dan Perubahan

Yang dimaksud Keajegan dalam islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap hal. Islam bisa menerima perubahan, keduanya harus dijalankan secara seimbang, sehingga prinsip islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahan yang ada.[4]


C.     Islam Normatif dan Histori

Menurut Istilah Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan universal melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an dan bersifat doktriner & berupa syariat / pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadits. [5]
Sedangkan historisitas adalah pengkajian islam secara relatif , dinamis (akal), tidak terlepas dari sejarah manusia, bersifat interdisipliner / banyak ilmu & berupa hukum Islam yang di praktekan oleh umat.  
Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan ajaran Islam diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama Islam tersebut,  sejarah kemajuan dan kemunduran yang di capai umat Islam dalam berbagai bidang,seperti dalam bidang pengetauan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. [6]        

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara Normativitas adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi, sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

Adapun Pengelompokkan Islam normatif dan Islam historis menurut Nasr Hamid Abu Zaid mengelompokkan menjadi tiga wilayah (domain): 
1.    Wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad yang otentik
2.    Pemikiran Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli Islam, seperti tafsir dan fikih. Secara rasional ijtihad dibenarkan, sebab ketentuan yang terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu tidak semua terinci, bahkan sebagian masih bersifat global yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut.
3.     Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam dan bentuk sesuai dengan latar belakang sosial (konteks). Contohnya : praktek sholat muslim di Pakistan yang tidak meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya praktek duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim Indonesia, sementara muslim di tempat/ negara lain tidak melakukannya.

Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis dan ketegangan. Hubungan Dialektis terjadi jika ada dialog bolak-balik yang saling menerangi antara teks dan konteks. sebaliknya akan terjadi hubungan ketegangan jika salah satu menganggap yang lain sebagai ancaman
Menentukan bentuk hubungan yang pas antara keduanya adalah merupakan separuh jalan untuk mengurangi ketegangan antara kedua corak pendekatan tersebut. Ketegangan bisa terjadi, jika masing-masing pendekatan saling menegaskan eksistensi dan menghilangkan manfaat nilai yang melakat pada pendekatan keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing    tradisikeilmuan.
Menurut ijtihad, Amin Abdullah, hubungan antara keduanya adalah ibarat sebuah koin dengangan dua permukaan. Hubungan antara keduanya tidak dapat dipisahkan, tetapi secara tegas dan jelas dapat dibedakan. Hubungan keduanya tidak berdiri sendiri-sendiri dan berhadap-hadapan, tetapi keduanya teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga keduanya menyatu dalam satu keutuhan yang kokoh dan kompak. Makna terdalam dan moralitaskeagamaan tetap ada, tetap dikedepankan dan digaris bawahi dalam memahami liku-liku fenomena keberagaman manusia, maka ia secara otomatis tidak bisa terhindar dari belenggu dan jebakan ruang dan waktu. [7]

D.      Karakteristik Islam dalam berbagai bidang

Karakteristik Islam dalam berbagai bidang: aqidah, ibadah, sosial, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.

1)      Karakteristik Islam Dalam bidang Aqidah
                                                     
Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau yang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktek yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yakni amalan-malan yang harus dijadikan pedoman hidup. Bagian pertama disebut ushul (pokok) dan bagian kedua furu’. Kata ushul adalah jamak dari ashlartinya pokok atau asas; adapun kata furu’ artinya cabang.Bagian pertama disebut aqa’id artinya kepercayaan yang kokoh, adapun bagian kedua disebut ahkam.
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya.Akidah Islam diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah demikian itulah yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada Allah, yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia dan lainnya yang menggantikan posisi Tuhan.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal saleh. Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan, dan perbuatan yang dikemukakan orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.[8]
2)      Karakteristik Islam Dalam Bidang Ibadah
Ibadah ialah upaya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta allah swt, dengan menaati segala perintah-nya, dan menjauhi segala larangan-nya. Ibadah juga merupakan cara untuk mensucikan diri,dasar dari pada ibadah adalah pengakuan bahwa manusia adalah makhluk allah dan berkewajiban untuk mengabdi kepada-nya.sedang dalam ajaran islam konsepsi ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik.

Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mem-persempit atau mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.
Diantara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mebersihkan jiwa dan menyucikannya ,dan mengankat kederajat yang lebih tinggi menuju kesempurnaan manusiawi

3)      Karakteristik Islam Dalam Bidang Sosial

Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dilihat dari ajarannya di bidang sosial.Ajaran Islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia.Namun khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan Derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, kelamin dan sebagainya yang berbau rasialis.Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Atas dasar ukuran ini, maka dalam Islam semua orang memiliki kesempatan yang sama. Mobilitas vertikal dalam arti yang sesungguhnya ada dalam Islam, sementara sistem kelas yang menghambat mobilitas sosial tersebut tidak diakui keberadaannya.Seseorang yang berprestasi sungguhpun berasal dari kalangan bawah, tetap dihargai dan dapat meningkat kedudukannya serta mendapat hak-hak sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
4)      Karateristik Dalam Bidang Pendidikan

            Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan.Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan; dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas. Di dalam al-Qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan, seperti metode ceramah, tanya jawab,  diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.

5)      Karateristik Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang ilmu Pengetahuan dan teknologi, Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka atau tidak tertutup.Sekalipun kita yakin bahwa Islam itu bukan Timur dan bukan Barat, itu tidak berarti kita harus menutup diri dari keduanya.Bagaimanapun, Islam adalah sebuah paradigma terbuka.Ia merupakan mata rantai peradaban dunia. . Dalam sejarah kita melihat Islam mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia, India, dan Cina di Timur. Selama abad VII sampai abad XV, ketika peradaban di besar di Barat dan di Timur itu tenggelam dan mengalami kemorosotan, Islam bertindak sebagai pewaris, utamanya untuk kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissans. Jadi dalam bidang ilmu dan kebudayaan Islam menjadi mata rantai yang penting dalam sejarah peradaban dunia.  Dalam kurun waktu selama delapan abad itu, Islam bahkan mengembangkan warisan-warisan ilmu pengetahuan dan teknologi dari peradaban-peradaban tersebut. Melalui karya S.I. Poeradisastra berjudul Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, kita dapat memperoleh informasi yang agak lengkap mengenai peranan yang dimainkan Islam dalam membangun ilmu pengetahuan dan peradaban modern, baik berkenaan dengan ilmu alam, teknik dan arsitektur, maupun ilmu pengetahuan sosial, filsafat, sastra, kedokteran, matematika, fisika, dan lain sebagainya.






















DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Novia, Rina. 2010. Super Teacher Super Student. Jakarta: Zikrul Hakim.
http://dinklis.blogspot.com/2010/11/karakteristik-pendidikan-islam.html
Anonim.http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-akhlak.html. Diakses pada tanggal 16 November 2011



















[1] Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si., studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 31
[2] DR. Rosihon Anwar, M. Ag. Dkk, Penantar studi Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009) Hal: 13-14
[3] Khursyid Ahmad, Prinsip-Prinsip Pokok Islam, (Jakarta:CV. Rajawali, 1989); Hal:89
[4] Ibid., Hal:91
[5]  Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Pustaka setia, Bandung 2003, hal. 37
[6] Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta:Grafindo, 2001 ),Hal:50
[7]Prof. Dr. Muhaimin, MA, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005) hal:79
[8] Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2011, Hlm:77-78

Comments

  1. Tugas yang bagus bro, i like it.
    Thank udah berbagi ilmu Metodologi Studi Islam.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sifat-sifat fisik dan kimia dalam aluminium, timah dan timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.       Latar Belakang Masalah             Aluminium merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara komersil. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Unsur ini beracun d...

IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM JAMU PEGAL LINU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

I.  JUDUL PERCOBAAN         : IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM  JAMU PEGAL LINU     SECARA   KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS II. TANGGAL PERCOBAAN : 21 November 2016      NAMA                                   : ghifary 1.       LATAR BELAKANG 1.1   Definisi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana yang sering dan paling banyak digunakan, metode ini menggunakan    empeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada kempeng kaca, pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang tertutup . KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi.Fase d...

Pratikum : Reaksi-Reaksi umum senyawa

PERCOBAAN IV I.      JUDUL PERCOBAAN         : REAKSI-REAKSI UMUM SENYAWA                                                             ORGANIK II.    TANGGAL PERCOBAAN : 12 Mei 2015 III.   TUJUAN PERCOBAAN     : Menguji raksi adisi dan reaksi subsitusi dalam                                                 kimia organik