KARAKTERISTIK
ISLAM
M.
AZIZ AL GHIFARY
SITI
HARYATI
MARDHIAH
SALMA
HAYATI S. Ag, M.Ag
Kata kunci : Karakteristik islam
dalam bidang aqidah,ibadah,sosial,pendidikan,dan ilmu pengetahuan.
BAB
I
PENDAHULUAN
Sebagai agama
yang diridhai Allah SWT, islam mempunyai banyak sejarah dan cerita yang panjang
tentang perkembangannya. Kehadiran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad
saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir
dan batin. Di dalam agama islam terdapat petunjuk yang akan mengarahkan manusia
bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi kehidupannya secara lebih bermakna
dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk itu sendiri terdapat di dalam Al-Quran
dan hadits.
Setiap agama
mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Tidak
mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas.
Maka dari itu kami disini akan mengkaji secara rinci mengenai karakteristik
islam.
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“pada hari ini telah Aku
sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu..”
(QS.Al-Maidah (5) : 3).
BAB
II
KARAKTERISTIK
ISLAM
Karakteristik
islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan
berdasarkan alquran dan hadits dalam berbagai bidang aqidah, ibadah, sosial,
pendidikan, dan ilmu pengetahuan, yang mana karakteristik ini banyak terdapat
di dalam sumber-sumber ajaran islam yaitu alquran dan hadits. Karakteristik
islam ini akan berpengaruh dalam aspek-aspek sumber kehidupan umat islam untuk
sepanjang masa. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran islam sperti
keimanan,akal pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai pada kehidupan
rumah tangga dan masih banyak lagi jelas memerlukan berbagai pendekatan yang
digali dari berbagai ilmu. Dalam alquran yang merupakan sumber ajaran islam,
misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anatomi
tubuh manusia.
Dari berbagai
sunber kepustakaan tentang islam ditulis para tokoh dapat diketahui bahwa islam
memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang, misalnya agama, aqidah, sosial, pendidikan, dan ilmu
pengetahuan, dan lain-lain serta islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Dalam
kenyataannya juga bahwa setiap sisi dari islam itu senantiasa memancarkan
cahaya yang terang dan petunjuk ke jalan yang lurus.
A.
Makna Universal Islam
Islam adalah agama Universal yang
ajarannya ditujukan bagi umat manusia secara keseluruhan. Inti ajarannya selain
memerintahkan penegakan keadilan dan Eliminasi kezaliman, juga meletakkan
pilar-pilar perdamaian yang diiringi dengan himbauan kepada umat manusia agar
hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa memandang perbedaan ras,
suku, bangsa dan agama, karna manusia pada awalnya berasal dari asal yang sama.
Firman Allah : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang sama” (Surat An-nisak, ayat 1).
Universalisme islam terintegritas
dan terkodifikasi dalam aqidah, syariah, dan akhlak. Antara satu dan yang
lainnya terdapat
hubungan yang saling berkaitan dan kesemuanya berfokus serta menuju pada ke
Esaan Allah. Ajaran tauhid inilah yang menjadi inti, awal, dan akhir dari
seluruh ajaran islam. Di samping itu Islam merupakan hukum atau Undang Undang (
syariah) yang mengatur tata cara manusia dalam berhubungan dengan Allah dan
hubungan sesama manusia. Aspek Syariah
ini di sosialisasikan oleh aspek akhlak yang meliputi cara, tata kelakuan, dan
kebiasaan dalam berinteraksi dalam hubungan keluarga, tetangga, ekonomi,
politik, dan sebagainya. Aspek tersebut bersumber pada Al-quran dan Sunah
Rasul. Kemudian dilakukan ijtihad untuk menetapkan hukum bagi
persoalan-persoalan yang tidak terdapat secara eksplisit dalam Al-quran dan
sunah Rasul, sebagai hasil ketetapan para ulama yang dikodifikasi dalam ilmu
Fiqih.[1]
Ajaran islam sifatnya menyeluruh
untuk kesejahteaan hidup seluruh umat manusia. Umat islam wajib mematuhi
seluruh ajaran islam tersebut, sebagai konsekuensi keimanan dan keislamannya.
Contoh keuniversalan islam antara lain tercermin dari ilmu ilmu yang dikembangkan
para ulama islam di zaman klasik (abad VIII-XIII M) mereka tidak hanya
mengembangkan ilmu ilmu seperti tafsir, hadist, fiqih, tauhid, dan tasawuf,
tetapi juga mengembangkan ilmu ilmu keduniaan seperti ilmu kedokteran,
matematika, astronomi, kimia dan sebagainya.
Tidak heran , jika seorang
orientalis kondang, H.A.R Gibb, mengatakan, “islam is indeed much more
than a system of teology, it is a
complete civilization” (islam benar-benar lebih dari sekadar sebuah sistem keTuhanan, ia adalah sebuah peradaban
yang lengkap). Hal demikian dikemukakan seorang pengamat Barat, G.H.Jansen.
Menurutnya, islam bukanlah sekedar agama, tetapi suatu cara hidup total
mencakup agamawi dan duniawi. Islam itu suatu sistem keyakinan dan sistem
peribadatan. Ia adalah suatu sistem hukum yang luas dan menyeluruh.[2]
B.
Sifat dasar Ajaran Islam
Ajaran Islam memiliki sifat
khas yang berbeda dengan ajaran agama lainnya yang menjadikannya menarik bagi
manusia sepanjang umur dan zaman.[3]
Sifat dasar Islam antara lain:
a. Kesederhanaan, rasionalitas, dan praktis
Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana dan dapat
dipahami. Didalamnya tidak pernah ada tempat bagi keberhalaan dan keyainan yang
tidak rasional. Ajaran Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh
logika dan penalaran. Islam merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta
mendorong pemakaian intelek..
Ajarannya bersifat dan langsung yaitu setiap manusia dimungkinkan untuk
memahami kitab Allah SWT secara langsung dan menerapkan ketentuan yang ada
dalam kehidupan praktis. Sehingga jelaslah bahwa Islam merupakan agama yanng
praktis dan tidak memperbolehkan manusia berpuas diri dalam kekosongan
(kesia-siaan).
b. Kesatuan antara materi dan rohan
Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam
tidak memisahkan secara yang material dengan yang moral, yang duniawi dengan
yang ukhrawi, dan mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk
mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral yang sehat. dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan moral dan
materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan
kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun dengan ideologi materialistik yang
dapat mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.
c. Sebuah cara hidup yang lengkap
Islam mempunyai cara hidup yang lengkap yang melingkupi seluruh aspek
eksistensi kehidupan manusia. Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek
kehidupan baik pribadi dam sosial, material dan moral, ekonomi dan politik,,
legal dan kultural, serta nasional dan internasional. Al-Qur’an mengajak
manusia agar memeluk Islam tanpa keraguan dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam
segala aspek kehidupan.
d. Keseimbangan antara pribadi dan masyarakat
Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan antara individualisme dan
kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan
secara selaras dan sebaik-baiknya.
e. Universalitas
dan Humanisme
Islam bersifat
menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, menghendaki perdamaiaan
dan persatuan umat.
f. Keajegan dan
Perubahan
Yang dimaksud
Keajegan dalam islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap hal. Islam bisa
menerima perubahan, keduanya harus dijalankan secara seimbang, sehingga prinsip
islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahan yang ada.[4]
C.
Islam Normatif
dan Histori
Menurut
Istilah Islam Normatif adalah islam pada dimensi
sakral yang di akui adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan
universal melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an dan bersifat doktriner & berupa syariat / pemahaman terhadap Al-Qur’an
dan hadits. [5]
Sedangkan historisitas adalah pengkajian islam secara relatif , dinamis (akal), tidak terlepas dari
sejarah manusia, bersifat interdisipliner / banyak ilmu & berupa hukum
Islam yang di praktekan oleh umat.
Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah peristiwa atau kejadian yang
sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan ajaran Islam diantara
cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan
dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama
Islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang di capai umat Islam
dalam berbagai bidang,seperti dalam bidang pengetauan agama dan umum,
kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi
dan lain sebagainya. [6]
Dari
semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara Normativitas
adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi,
sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah,
mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
Adapun
Pengelompokkan Islam normatif dan Islam historis menurut Nasr Hamid Abu Zaid
mengelompokkan menjadi tiga wilayah (domain):
1. Wilayah
teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah
nabi Muhammad yang otentik
2. Pemikiran
Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an dan
sunnah nabi Muhammad SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli
Islam, seperti tafsir dan fikih. Secara rasional ijtihad dibenarkan, sebab
ketentuan yang terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu tidak semua
terinci, bahkan sebagian masih bersifat global yang membutuhkan penjabaran
lebih lanjut.
3. Praktek
yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam dan bentuk
sesuai dengan latar belakang sosial (konteks). Contohnya : praktek sholat
muslim di Pakistan yang tidak meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya
praktek duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim Indonesia, sementara
muslim di tempat/ negara lain tidak melakukannya.
Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis dan ketegangan. Hubungan Dialektis terjadi jika ada dialog bolak-balik yang saling menerangi antara teks dan konteks. sebaliknya akan terjadi hubungan ketegangan jika salah satu menganggap yang lain sebagai ancaman
Menentukan bentuk hubungan yang pas antara keduanya adalah merupakan separuh jalan untuk mengurangi ketegangan antara kedua corak pendekatan tersebut. Ketegangan bisa terjadi, jika masing-masing pendekatan saling menegaskan eksistensi dan menghilangkan manfaat nilai yang melakat pada pendekatan keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing tradisikeilmuan.
Menurut ijtihad, Amin Abdullah, hubungan antara keduanya adalah ibarat sebuah koin dengangan dua permukaan. Hubungan antara keduanya tidak dapat dipisahkan, tetapi secara tegas dan jelas dapat dibedakan. Hubungan keduanya tidak berdiri sendiri-sendiri dan berhadap-hadapan, tetapi keduanya teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga keduanya menyatu dalam satu keutuhan yang kokoh dan kompak. Makna terdalam dan moralitaskeagamaan tetap ada, tetap dikedepankan dan digaris bawahi dalam memahami liku-liku fenomena keberagaman manusia, maka ia secara otomatis tidak bisa terhindar dari belenggu dan jebakan ruang dan waktu. [7]
D.
Karakteristik
Islam dalam berbagai bidang
Karakteristik Islam dalam berbagai
bidang: aqidah, ibadah, sosial, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.
1) Karakteristik
Islam Dalam bidang Aqidah
Ajaran Islam sebagaimana
dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori
atau yang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktek yang mencakup segala
yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yakni amalan-malan yang harus dijadikan
pedoman hidup. Bagian pertama disebut ushul (pokok)
dan bagian kedua furu’. Kata ushul adalah jamak dari ashlartinya pokok atau asas; adapun kata furu’ artinya cabang.Bagian pertama disebut aqa’id artinya kepercayaan yang kokoh, adapun
bagian kedua disebut ahkam.
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui
akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya.Akidah Islam diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah
hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang
lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang
tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Dalam prosesnya keyakinan
tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah demikian itulah
yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada Allah, yang selanjutnya
berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia dan lainnya yang
menggantikan posisi Tuhan.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati
tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam
bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan
bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal saleh. Akidah
demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam
hati, atau ucapan dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman
kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan, dan perbuatan yang dikemukakan
orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.[8]
2)
Karakteristik Islam Dalam Bidang Ibadah
Ibadah ialah
upaya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta allah swt, dengan menaati
segala perintah-nya, dan menjauhi segala larangan-nya. Ibadah juga merupakan
cara untuk mensucikan diri,dasar dari pada ibadah adalah pengakuan bahwa
manusia adalah makhluk allah dan berkewajiban untuk mengabdi kepada-nya.sedang
dalam ajaran islam konsepsi ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa
landasan kehidupan adalah keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan
tindakan yang baik.
Ibadah di
dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mem-persempit atau mempersulit manusia,
dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah
itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang
tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah
mudah.
Diantara
keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mebersihkan jiwa dan menyucikannya ,dan
mengankat kederajat yang lebih tinggi menuju kesempurnaan manusiawi
3)
Karakteristik
Islam Dalam Bidang Sosial
Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat
dilihat dari ajarannya di bidang sosial.Ajaran Islam di bidang sosial ini
termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana
telah disebutkan di atas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan
manusia.Namun khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi
tolong-menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan,
egaliter (kesamaan Derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.Ukuran ketinggian
derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya,
kebangsaannya, warna kulit, bahasa, kelamin dan sebagainya yang berbau
rasialis.Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya
yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Atas
dasar ukuran ini, maka dalam Islam semua orang memiliki kesempatan yang sama.
Mobilitas vertikal dalam arti yang sesungguhnya ada dalam Islam, sementara sistem
kelas yang menghambat mobilitas sosial tersebut tidak diakui
keberadaannya.Seseorang yang berprestasi sungguhpun berasal dari kalangan
bawah, tetap dihargai dan dapat meningkat kedudukannya serta mendapat hak-hak
sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
4)
Karateristik
Dalam Bidang Pendidikan
Islam juga memiliki ajaran yang khas
dalam bidang pendidikan.Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap
orang (education for all), laki-laki atau perempuan; dan
berlangsung sepanjang hayat (long life education).Dalam
bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan,
kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang
berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat al-Alaq
sebagaimana disebutkan di atas. Di dalam al-Qur’an dapat dijumpai berbagai
metode pendidikan, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman,
nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan
materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak
membosankan anak didik.
5)
Karateristik
Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang ilmu Pengetahuan dan
teknologi, Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka atau
tidak tertutup.Sekalipun kita yakin bahwa Islam itu bukan Timur dan bukan
Barat, itu tidak berarti kita harus menutup diri dari keduanya.Bagaimanapun,
Islam adalah sebuah paradigma terbuka.Ia merupakan mata rantai peradaban dunia.
. Dalam sejarah kita melihat Islam mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat,
dan peradaban-peradaban Persia, India, dan Cina di Timur. Selama abad VII
sampai abad XV, ketika peradaban di besar di Barat dan di Timur itu tenggelam
dan mengalami kemorosotan, Islam bertindak sebagai pewaris, utamanya untuk
kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissans. Jadi dalam bidang ilmu dan kebudayaan Islam
menjadi mata rantai yang penting dalam sejarah peradaban dunia. Dalam kurun waktu selama delapan abad itu,
Islam bahkan mengembangkan warisan-warisan ilmu pengetahuan dan teknologi dari
peradaban-peradaban tersebut. Melalui karya S.I. Poeradisastra berjudul Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, kita
dapat memperoleh informasi yang agak lengkap mengenai peranan yang dimainkan
Islam dalam membangun ilmu pengetahuan dan peradaban modern, baik berkenaan
dengan ilmu alam, teknik dan arsitektur, maupun ilmu pengetahuan sosial,
filsafat, sastra, kedokteran, matematika, fisika, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin. 2011. Pemikiran
dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Novia, Rina.
2010. Super Teacher Super Student. Jakarta: Zikrul Hakim.
http://dinklis.blogspot.com/2010/11/karakteristik-pendidikan-islam.html
Anonim.http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-akhlak.html.
Diakses pada tanggal 16 November 2011
[1]
Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si., studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2003), 31
[2]
DR. Rosihon Anwar, M. Ag. Dkk, Penantar studi Islam (Bandung: Pustaka Setia,
2009) Hal: 13-14
[7]Prof.
Dr. Muhaimin, MA, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media,
2005) hal:79
[8]
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2011,
Hlm:77-78
Tugas yang bagus bro, i like it.
ReplyDeleteThank udah berbagi ilmu Metodologi Studi Islam.