Skip to main content

Hubungan Filsafat dan psikologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
       
Filsafat adalah suatu ilmu yang mempersoalkan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam alam semesta ini secara universal(menyeluruh), sistematis(Teratur), radikal(mendalam) untuk menemukan kebenaran yang hakiki atau hakikat kebenarannya.
Psikologi adalah ilmu yang sudah berkembang sejak abad ke 17 dan abad ke 18 serta tampak pesat kemajuannya pada abad ke 20. Pada awalnya ilmu ini adalah bagian dari filsafat, sebagai mana ilmu-ilmu lain, misalnya ilmu hukum, ekonomi, dan sebagainya. Namun kemudian memisahkan diri sebagai ilmu tersendiri, manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat, yang antara lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, namun masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. Bahkan dapat dikemukak an bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat, terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakikat serta tujuan dari ilmu pengetahuan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu filsafat ?
2.      Apa itu psikologi ?
3.      Bagaimana hubungan filsafat dengan Psikologi ?
C.    Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas makalah ini
2.      Untuk mengetahui hubungan antara filsafat dengan psikologi
3.      Unutk mengetahui apa itu filsafat dan psikologi


BAB II
PEMBEHASAN

A.    Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, philos artinya cinta dansophia artinya kearifan, kebijakan atau kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta yang mendalam terhadap kearifan atau kebijaksanaan .Dan dapat juga diartikan sebagai sikap atau pandangan seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.   Filsafat dalam bahasa arab yaitu “Falsafah” yang artinya cinta akan kebijaksanaan atau hikmah. Filsafat adalah suatu ilmu yang mempersoalkan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam alam semesta ini secara universal(menyeluruh), sistematis(Teratur), radikal(mendalam) untuk menemukan kebenaran yang hakiki atau hakikat kebenarannya.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang berusaha unntuk memahami ppersoalan-persoalan yang timbul didalam keseeluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian diharapkan agar manusia dapat mengerti dan memiliki pandangan yang menyeluruh ddan sistematis mengenai alam semesta dan tempat manusia didalamnya.
Filsafat dibutuhkan manuisa dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia, jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Jawaban seperti  juga digunakan untuk mengatasi masalah-maslah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan.
Salah satu cabang Filsafat adalah Filsafat Pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat untuk mempelajari atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. Dengan kata lain filsafat pendidikan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membahas teori, praktek, dan masalah-maslah pendidikan dari sudut pandangan filosofis. Filsafat Pendidikan membahas tentang manusia, misalnya tentang bagaimana peran pendidik, peserta didik, dan masyarakat dalam konteks tujuan pendidikan dan bagaimana upaya mencapai tujuan itu.

B.     Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut dengan ilmu jiwa. Sejak psikologi berdiri dari ilmu induknya, Filsafat  mulailah timbul kesulitan-kesulitan karena salah satu tuntutan ilmu pengetahuan adalah bahwa hal-hal yang dipelajari dalam itu harus dapat  dibuktikan dengan nyata padahal untuk membuktikan adanya jiwa sebagai sesuatu yang nyata adalah tidak mungkin, apalagi untuk mengukur atau menghitungnya dengan alat-alat yang objektif bertitik tolak dari anggapan psikologi haruslah melalui mempelajari sesuatu yang nyata (kongkrit).
            Para sarjana mulai memikirkan untuk memberi definisi lain pada psikologi. Apa yang dilakukan oleh sarjana  tidak banyak berbeda dari pada apa yang dilakukan orang biasa dalam pergaulan sehari-hari.  Seorang sarjana dalam psikologi berusaha mengenal orang lain, baik sebagai individu, sebagai kelompok atau jenis laku-lakunya secara keseluruhan. Para sarjana biasa mengemukakan satu definisi lagi tentang psikologi. Yaitu sikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Pengertian tingkah laku sudah jauh lebih nyata dari pada pengertian jiwa, tingkah laku dapat di buktikan dengan nyata, dan dapat diukur secara objektif.

            Tingkah laku dalam psikologi tidak hanya berarti tingkah laku nyata itu sendiri (misalnya:tertawa,memukul dan sebagainya.) tetapi juga meliputi extensi atau perpanjangan. Dari tingkah laku nyata tersebut extensi itu diantara lain terdapat pada bekas-bekas atau efek yang permanen yang terdapat pada tubuh sebagai akibat. terlalu seringnya tingkah laku di perbuat seorang periang yang sering tertawa, misalnya akan meninggalkan bekas-bekas diwajahnya, sehingga dengan melihat wajahnya kita bisa mengetahui bahwa orang itu periang.

C.    Hubungan Filsafat dengan Psikologi

Filsafat merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.
Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah).  Jadi dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya, karena terus diberikan pertanyaan, kenapa, mengapa, alasannya apa, terus begitu sampai akhirnya ada kesimpulan dari pertanyaan (dari permasalahan) itu. Ketika seseorang sudah mampu mempertanyakan siapa dirinya, bagaimana dirinya terbentuk, bagaimana posisi dirinya di alam semesta ini, itu berarti orang tersebut sudah berfilsafat ke taraf yang paling tinggi. Untuk itu dibutuhkan perenungan, karena apabila didiskusikan, bisa jadi orang lain menganggap kita gila, karena itu adalah insight, dan tidak semua orang bisa mendapatkan insight.

Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan ilmu psikologi, yakni etika. Yang dimaksud etika disini adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral, hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk psikologi, haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia. Sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan.

Salah satu cabang filsafat yang kiranya sangat mempengaruhi psikologi adalah eksistensialisme.  Eksistensialisme sendiri adalah cabang filsafat yang merefleksikan manusia yang selalu bereksistensi di dalam hidupnya. Jadi, manusia dipandang sebagai individu yang terus menjadi, yang berproses mencari makna dan tujuan di dalam hidupnya. Eksistensialisme merefleksikan problem-problem manusia sebagai individu, seperti tentang makna, kecemasan, otentisitas, dan tujuan hidup. Dalam konteks psikologi, eksistensialisme mengental menjadi pendekatan psikologi eksistensial, atau yang banyak dikenal sebagai terapi eksistensial. Berbeda dengan behaviorisme, terapi eksistensial memandang manusia sebagai subyek yang memiliki kesadaran dan kebebasan. Jadi, terapinya pun disusun dengan berdasarkan pada pengandaian itu. Saya pernah memberikan kuliah psikologi eksistensial, dan menurut saya, temanya sangat relevan, supaya ilmu psikologi menjadi lebih manusiawi. Ini adalah pendekatan alternatif bagi psikologi klinis.

Dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer. Di dalam filsafat sosial, yang merupakan salah satu cabang filsafat, para filsuf diperkaya dengan berbagai cara memandang fenomena sosial-politik, seperti kekuasaan, massa, masyarakat, negara, legitimasi, hukum, ekonomi, maupun budaya. Dengan teori-teori yang membahas semua itu, filsafat sosial bisa memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan psikologi sosial, sekaligus sebagai bentuk dialog antar ilmu yang komprehensif.

Filsafat bisa menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan rasional terhadap ilmu psikologi, bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh. Dengan ilmu logika, yang merupakan salah satu cabang filsafat, para psikolog dibekali kerangka berpikir yang kiranya sangat berguna di dalam kerja-kerja mereka. Seluruh ilmu pengetahuan dibangun di atas dasar logika, dan begitu pula psikologi. Metode pendekatan serta penarikan kesimpulan seluruhnya didasarkan pada prinsip-prinsip logika. Dengan mempelajari logika secara sistematis, para psikolog bisa mulai mengembangkan ilmu psikologi secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam hal ini, logika klasik dan logika kontemporer dapat menjadi sumbangan cara berpikir yang besar bagi ilmu psikologi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.Dalam penyelidikannya,filsafat memang berangkat dari apa yang dialami manusia,karna tidak ada pengetahuan jika tidak bersentuhan dahulu dengan indra,sedangkan ilmu yang hendak menelaah hasil pengindraan itu tidak mungkin mengambi lkeputusan dengan menjalankan pikiran,tanpa menggunakan dalil dan hukum pikiran yang tidak mungkin dialaminya,bahkan ilmu dengan amat tenang menerima sebagai kebenaran bahwa pikiran manusia itu ada serta mampu mencapai kebenaran.,dan tidak pernah di selidiki oleh ilmu.Sampai dimana dan bagaimana budi manusia dapat mencapai kebenaran itu.Dan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Hubungan antara filsafat ilmu dengan psikologi, diantaranya :
·         filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi;
·         filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah).  Jadi dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya;
·         ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya;
·         filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi;
·         dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer;
·          filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, logis, dan rasional bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.


DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun S.. (2007). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar opulerJakarta:Pustaka 
            Sinar Harapan.
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hillgard & Atkinson. (2007). Pengan tar Psikologi. Edisi ke-11. Jakarta: Interaksara.
Wattimena, Reza A.A.. (2005). Peranan Filsafat bagi Perkembangan Ilmu Psikologi [Paper]. Tersedia http://www.rezaantonius.wordpress.com.(9 November2009)
Abdulhak, Ishak. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.



Comments

Popular posts from this blog

Sifat-sifat fisik dan kimia dalam aluminium, timah dan timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.       Latar Belakang Masalah             Aluminium merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara komersil. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Unsur ini beracun d...

IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM JAMU PEGAL LINU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

I.  JUDUL PERCOBAAN         : IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM  JAMU PEGAL LINU     SECARA   KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS II. TANGGAL PERCOBAAN : 21 November 2016      NAMA                                   : ghifary 1.       LATAR BELAKANG 1.1   Definisi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana yang sering dan paling banyak digunakan, metode ini menggunakan    empeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada kempeng kaca, pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang tertutup . KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi.Fase d...

Pratikum : Reaksi-Reaksi umum senyawa

PERCOBAAN IV I.      JUDUL PERCOBAAN         : REAKSI-REAKSI UMUM SENYAWA                                                             ORGANIK II.    TANGGAL PERCOBAAN : 12 Mei 2015 III.   TUJUAN PERCOBAAN     : Menguji raksi adisi dan reaksi subsitusi dalam                                                 kimia organik