Skip to main content

Pratikum : Sifat-Sifat aldehid dan keton

PERCOBAAN VI
I.              JUDUL PERCOBAAN          : Sifat-sifat Aldehid dan Keton
II.           TANGGAL PERCOBAAN   : 16 Mei 2016
III.        TUJUAN PERCOBAAN       : 1. Perbedaan sifat-sifat senyawa
                                               aldehid dan keton.              
                                           2. Jenis-jenis pereaksi untuk
                                               membedakan senyawa-senyawa
                                               aldehid dan keton.


IV.        DASAR TEORI                      :
Menurut Safrijal dan Haris Munandar (2016 : 14) menyatakan bahwa aldehid dan keton memiliki gugus fungsi karbonil (-c=o), yaitu atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan oksigen. Pada keton, terdapat dua atom karbon yang terikat pada gugus karbonil. Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan rantai alifatik ( bukan merupakan bagian dari cincin aromatic) atau aromatic ( merupakan bagian dari cincin aromatic). Aldehid dan keton sama-sama mengalami reaksi yang disebut adisi nukleofilik. Pada kondisi kurang asam, pada reaksi ini suatu nukleofil (suatu spesi yang dapat mendonorkan sepasang elektron, atau disebut sebagai basa lewis) memberikan pasangan elektronnya kepada karbon karbonil untuk membentuk suatu ikatan tunggal seiring dengan bergeraknya sepasang elektron pada ikatan rangkap menjadi sepasang elektron bebas pada oksigen. Akibatnya oksigen dapat mengambil sebuah proton dari tempat lain (bisa jadi dari salah satu yang terikat).
Pada kondisi yang lebih asam, hasilnya sama namun pada kondisi ini sebuah proton (dari satu asam) mengikat diri pada salah satu dari pasangan elektron bebas pada oksigen. Gugus karbonil sekarang bermuatan +1 dan dapat mengundang nukleofil yang lemah sekalipun (nukleofil) kuat tidak dapat berada didalam larutan asam). Jadi, ketika nukleofil menyerang karbon karbonil dan membentuk ikatan, maka ikatan rangkap pada karbonil berubah menjadi gugus –OH.
Biasanya aldehid bereaksi lebih cepat dari pada keton terhadap suatu reagen yang sama. Ini disebabkan karena atom karbon karboksil dari keton. Aldehida lebih mudah menjalani oksidasi dari pada keton.
V.           ALAT DAN BAHAN
A.  ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas kimia 100 ml, penangas air, penjepit tabung reaksi dan kapas.
B.  BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah acetaldehid, pereaksi Tollens, pereaksi fehling, larutan AgNO3 (perak nitrat), larutan HNO3(ammoniak), aceton dan sama kromat (HCrO4).

VI.        PROSEDUR KERJA
A.      Uji Asam Kromat
1.        Disediakan dua buah tabung reaksi kemudian diisi masing-masing tabung dengan acetaldehid dan aceton
2.        Ditambahkan 4 tetes larutan asam kromat, digoyangkan tabung, lalu dibiarkan selama 10 menit. Perhatikan terjadi tidaknya perubahan warna dan dicatat berapa lama perubahan itu terjadi.
B.       Uji Tollens
1.        Disiapkan reagen Tollens didalam labu Erlenmeyer 25 ml dengan mencampurkan 5 ml larutan perak nitrat 9  dalam 5 ml larutan NaOH 10.
2.        Terhadap campuran reaksi, ditambahkan larutan ammoniak 10 tetes demi setetes sambil digoyangkan, sampai terbentuk endapan coklat dan perak oksida mulai melarut : jangan ditambahkan ammoniak berlebihan!
3.        (Dibuat oleh analisis) larutan 5 tetes senyawa yang telah ada didalam tabung reaksi dengan bis (2-etoksietil) eter secara tetes demi setetes. Lalu ditambahkan
4.        2 ml reagen Tollens, kemudian tabung digoyangkan / diaduk ditempatkan tabung reaksi didalam penangas air 60 C selama 5 menit. Uji positif bagi aldehid adalah terbentuknya cermin perak pada tabung reaksi (jika tabung reaksi bersih). Jika tabung reaksinya kotor, akan terbentuk endapan hitam. Dicatat pengamatan anda lalu dicuci tabung reaksi segera dengan asam nitar 1 M, lalu bilas dengan air yang banyak
C.       Uji Fehling
1.        Dimasukkan 1 ml Acetaldehid pada tabung reaksi
2.        Ditambahkan 2 tetes larutan Fehling A dan B, dikocok larutan tersebut.
3.        Kemudian dipanaskan diamati perubahannya. Jika perubahan yang terjadi tampak kurang jelas, ditambahkan larutan Na2CO3 10 sebanyak 5 tetes, diamati perubahannya
4.        Diulangi percobaan 2 dan 3 dengan menggunakan aceton sebagai pengganti acetaldehid
D.      Uji Iodoform
1.        Didalam tiap tabung reaksi yang mengandung sampel yang akan diuji, ditambahkan 2 ml air, lalu digoyangkan tabung reaksinya. Jika senyawanya tak larut, ditambahkan dioksan tetes demi tetes sambil diaduk sampai campuran homogen.
2.        Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 6 M, diaduk kemudian ditempatkan tabung reaksi didalam penangas air 60 c selama 3 atau 4 menit dan sambil tabung reaksi masih didalam penangas air, ditambahkan larutan I2 / KI tetes demi setetes sambil digoyangkan / diaduk (untuk hal ini, dikeluarkan sebentar tabung reaksi, lalu dimasukkan kembali kedalam pengangas), sampai warna coklatnya bertambah selama 2 menit didalam tabung.
3.        Ditambhkan larutan NaOH 6 M tetes demi tetes sambil digoyangkan, sampai warna coklat menghilang. Tetap simpan tabung reaksi dalam penangas air selama 5 menit.
4.        Lalu dikeluarkan tabung reaksi dari penangas dan diamati isinya apakah terdapat endapan kuning dari iodoform, yang menunjukkan keberadaan asetaldehid atau satu keton. Dicacat hasilnya.


VII.     HASIL PENGAMATAN
A.      SEBELUM PERCOBAAN
NO
NAMA BAHAN
BENTUK
WARNA
1
R-COH
Larutan
Tidak Berwarna
2
R-CO-R
Larutan
Tidak Berwarna
3
K2CrO4
Larutan
Tidak Berwarna
4
AgNO3
Larutan
Putih Keruh
5
NaOH
Larutan
Tidak Berwarna
6
NH3
Larutan
Tidak Berwarna
7
Fehling A
Larutan
Biru
8
Fehling B
Larutan
Tidak Berwarna
9
KI
Larutan
Coklat
10
H2O
Cairan
Tidak Berwarna

B.       SESUDAH PERCOBAAN
A.    Uji Asam Kromat
·      R-CO-R + K2CrO4  larutan berwarna orange dan tidak bereaksi
·      R-COH + K2CrO4  larutan berwarna biru dan bereaksi
B.     Uji Tollens
·       R-CO-R + AgNO3 + NH3 → larutan tidak berwarna dan tidak
Bereaksi
·       R-COH + AgNO3 → larutan tidak berwarna
·       R-COH + NH3     → larutan berwarna orange pudar, terdapat
          endapan dan terbentuk dua lapisan
·      R-COH                 → terdapat cermin perak

C.     Uji Fehling
·      R-CO-R + fehling A → larutan berwarna biru
·      R-CO-R + fehling B → larutan berwarna biru dongker
·      R-CO-R                     → larutan berwarna biru dongker tidak ada
   perubahan dan tidak bereaksi
·      R-COH + fehling A → larutan berwarna biru
·      R-COH + fehling B → larutan berwarna biru prusia
·      R-COH                    → endapan berwarna merah bata
D.    Uji Iodoform
·      R-O-R + H2O          → larutan melarut
·      R-O-R + I2              → larutan tidak berwarna
·      R-O-R + NaOH      → endapan berwarna kuning pucat, terdapat
awan putih
·      R-COH + H2O                    → larutan melarut
·      R-COH + I2             → larutan berwarna kuning
·      R-COH + NaOH    → larutan berwarna coklat

VIII.       REAKSI PERHITUNGAN
A.    Uji Asam Kromat
a.         Aldehid
       R-COH + CrO4-2 → R-COOH + Cr2O3 + H2O
       Alkanal                      alkanoat
b.        Keton
       R-CO-R + CrO4  
B.     Uji Tollens
a.         Aldehid
R-COH + Ag+                        → R-COOH + Ag + H2O
b.        Keton
R-CO-R + Ag+                


C.     Uji Fehling
a.       Aldehid
R-COH + Cu2+                  R-COOH + Cu2O + H2O
b.      Keton
R-CO-R + Cu2+                       
D.    Uji iodoform
a.       Aldehid
R-C0-R + I2 + NaOH       → Nai + R-CO:O: + Na+ + CHI3
b.      keton
R-COH + I2 + NaOH      


























IX.        PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai sifat-sifat aldehid dan keton, dimana aldehid dan keton saling berisomer gugus fungsi dengan memiliki gugus yang disebut dengan karbonil (-C=O), yaitu atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan oksigen. Pada keton, terdapat dua atom karbon lain yang terikat pada gugus karbonil. Pada percobaan ini dilakukan berbagai pengujian agar dapat membedakan senyawa-senyawa aldehid dan keton.
Berdasarkan percobaan pertama yang dilakukan dengan cara mereaksikan 20 tetes acetaldehid dan 20 tetes aseton pada tabung reaksi yang berada kemudian ditambahkan masing 10 tetes larutan kalium kromat, sehingga pada asetaldehid larutan menjadi warna orange dari kalium kromat dan tidak bereaksi, karena tidak mengalami perubahan warna.
Berdasarkan percobaan kedua, yang dilakukan dengan cara mereaksikan 20 teets larutan asetaldehid dan keton pada tabung reaksi yang berbeda, kemudian pada masing tabung ditambahkan larutan perak nitrat sehingga pada kedua tabung menghasilkan larutan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan lagi larutan ammoniak 10  sehingga pada asetaldehid terdapat larutan berwarna orange pudar yang terdapat endapan dan terbentuk dua lapisan ketika dipanaskan ada cermin perak. Sedangkan pada aseton ditambahkan ammoniak larutan tidak berwarna ketika dipanaskan juga tidak ada perubahan.
Percobaan ketiga yang dilakukan dengan cara mereaksikan 20 teets asetaldehid dan keton yang dimasukkan pada tabung reaksi yang berbeda. Kemudian pada kedua tabung ditambahkan fehling A sehingga menghasilkan masing-masing tabung larutan berwarna biru, kemudian pada kedua tabung ditambahkan lagi fehling B sehingga pada asetaldehid larutan berwarna prusia dan pada aseton larutan berwarna biru dongker. Kemudian kedua larutan dipanaskan sehingga endapan merah bata pada asetaldehid dan tidak terjadi perubahan warna pada aseton, hal ini dikarenakan bahwa aseton tidak dapat mengoksidasi lagi dalam artian tidak bereaksi.
Percobaan terakhir yang dilakukan dengan cara mereaksikan 20 tetes aseton dan asetaldehdi pada tabung reaksi yang berbeda kemudian pada kedua tabung ditambahkan 2 ml air sehingga keduanya menghasilkan larutan yang larut, kemudian ditambahkan larutan iod (zat pereduksi) 2 ml dan dipanaskan, sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna pada keton dan larutan berwarna kuning pada aldehid. Selanjutnya kedua larutan ditambahkan larutan natrium hidroksida sehingga pada aldehid menghasilkan larutan berwarna coklat dari air iod, sedangkan pada aseton menghasilkan endapan kuning pucat dan terdapat awan putih, larutan ini berbau seperti betadine yang berasal dari iod.
Berdasarkan dari semua percobaan diatas, maka dapat dikatakan hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aldehid dapat teroksidasi dengan asam kromat membentuk asam karboksilat dari air. Pada uji fehling aldehid dapat teroksidasi dengan tembaga (Cu2+) membentuk asam karboksilat tembaga (1) oksida dari uap air. Pada uji Tollens aldehid dapat teroksidasi dengan nitrat (Ag+) menghasilkan perak oksida dari air. Sedangkan ketiga metode pengujian diatas dapat bereaksi dengan keton. Hal ini dikarenakan keton/aseton memiliki cabang gugus alkil pada kedua cabangnya sehingga gugus alkil tersebut sangat sulit untuk dapat bereaksi dengan gugus atom lain. Sedangkan pada aldehid mempunyai cabang atom H yang dapat dengan mudah bereaksi, sehingga dapat mengalami oksidasi.oleh karena itu aseton lebih stabil dibandingkan dengan aldehid.

X.           KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.        Keton tidak dapat teroksidasi dengan asam kromat, sedangkan aldehih teroksidasi dengan asam kromat membentuk asam karboksilat
2.         Asetaldehid bereaksi dengan perak nitrat membentuk cermin perak
3.        Asetaldehid bereaksi dengan tembaga pada uji fehling membentuk endapan merah bata dan tembaga (1) oksida
4.        Aseton dapat membentuk iodoform melalui reaksi pergantian antara gugus atom membentuk CHI3
5.        Aseton memiliki sifat yang stabil dari asetaldehid sehingga tidak dapat mengalami oksidasi pada uji asam kromat, uji fehling dari uji Tollens.



DIAGRAM ALIR

A.       Uji Asam Kromat
 


     Larutan berwarna biru pudar dan bereaksi
 
     Tidak bereaksi, larutan berwarna orange
 
                                      10 tetes K2CrO4                                                10 tetes K2CrO4


B.      
Aceton
 
Acetaldehid
 
Uji Tollens
 


     Larutan tidak berwarna
 
     Larutan tidak berwarna
 
                                       10 tetes AgNO3                                                       10 teets AgNO3
 


     Larutan tidak berwarna
 
     Larutan berwarna orange pudar terdapat endapan dan terbentuk dua lapisan
 
                                    10 tetes NH3                                                            10 tetes NH3
 


     Larutan tidak berwarna dan tidak terbentuk
 
                                    dipanaskan
     Terdapat cermin perak
 
                                                                                                            dipanaskan





                     
C.      
Acetaldehid
 
Aceton
 
Uji Fehling
 


10 teets Fehling A                                       10 tetes
     Larutan berwarna biru
 
     Larutan berwarna biru
 
                                                                    Fehling A
 


     Larutan berwarna biru dongker
 
                                     10 teets Fehling B                                      10 tetes
     Larutan berwarna biru prusia
 
                                                                                                        Fehling B

     Larutan berwarna biru dongker dan tidak terjadi  perubahan
 
                                      Dipanaskan
     Endapan berwarna merah bata
 
                                                                                                        Dipanaskan


D.     
Acetaldehid
 
Aceton
 
Uji Iodoform
 


     Larutan melarut
 
     Larutan melarut
 
+ 2 ml H2O                                                  + 2 ml H2O
 


                                     2 ml Idan dipanaskan                             2 ml I2
     Larutan berwarna kuning
 
     Larutan tidak berwarna
 
                                                                                                        Dipanaskan
 


     Larutan berwarna coklat
 
E  Endapan berwarna kuning pucat, terdapat awan putih
 
                                    + NaOH                                                     + NaOH

Comments

Popular posts from this blog

Sifat-sifat fisik dan kimia dalam aluminium, timah dan timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.       Latar Belakang Masalah             Aluminium merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara komersil. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Unsur ini beracun d...

IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM JAMU PEGAL LINU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

I.  JUDUL PERCOBAAN         : IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM  JAMU PEGAL LINU     SECARA   KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS II. TANGGAL PERCOBAAN : 21 November 2016      NAMA                                   : ghifary 1.       LATAR BELAKANG 1.1   Definisi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana yang sering dan paling banyak digunakan, metode ini menggunakan    empeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada kempeng kaca, pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang tertutup . KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi.Fase d...

Pratikum : Reaksi-Reaksi umum senyawa

PERCOBAAN IV I.      JUDUL PERCOBAAN         : REAKSI-REAKSI UMUM SENYAWA                                                             ORGANIK II.    TANGGAL PERCOBAAN : 12 Mei 2015 III.   TUJUAN PERCOBAAN     : Menguji raksi adisi dan reaksi subsitusi dalam                                                 kimia organik